Pemerintah Serius Reformasi Hukum dan Diplomasi Internasional di 2025

Tahun 2025 menjadi babak penting bagi pemerintahan nasional Indonesia dalam menguatkan posisi di dalam dan luar negeri. Beberapa langkah konkret pemerintah terlihat dari gerak cepat dalam reformasi hukum, penataan anggaran negara, hingga diplomasi strategis yang menjadikan Indonesia sebagai aktor utama di tingkat global. Semua kebijakan ini tidak hanya mencerminkan visi jangka panjang, tetapi juga respons terhadap situasi internasional yang dinamis.
Dari dalam negeri, perhatian besar diberikan pada pembaruan hukum acara pidana. Rancangan Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) resmi diserahkan ke DPR RI pada awal Juli 2025 oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward Hiariej. Pemerintah menilai bahwa KUHAP yang telah berlaku selama lebih dari 40 tahun perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi, keadilan restoratif, dan prinsip perlindungan HAM. RUU ini akan berjalan berdampingan dengan KUHP baru yang akan efektif mulai 2 Januari 2026. Langkah ini mempertegas komitmen pemerintah dalam menghadirkan sistem peradilan yang lebih modern dan manusiawi.
Di bidang anggaran, Presiden menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) No.1 Tahun 2025 yang mendorong efisiensi APBN dan APBD hingga Rp306 triliun. Efisiensi ini menyasar berbagai sektor, termasuk proyek-proyek strategis, namun tetap menjaga belanja prioritas seperti pendidikan, kesehatan, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pelaksanaan APBN akan tetap kredibel dan transparan, dengan fokus pada output dan dampak nyata bagi masyarakat. Pengawasan lebih ketat diberlakukan di seluruh slot jepang kementerian dan lembaga agar anggaran digunakan tepat sasaran.
Tak kalah penting, Indonesia menunjukkan langkah tegas dalam forum internasional. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, Presiden Prabowo Subianto hadir sebagai kepala negara anggota penuh. Indonesia kini resmi menjadi anggota penuh BRICS sejak awal 2025. Dalam sesi pleno, Presiden menekankan pentingnya kerja sama Selatan-Selatan (Global South) dan peran BRICS dalam membangun tatanan ekonomi global yang lebih adil. Ia juga menyampaikan komitmen terhadap isu perubahan iklim dan kesehatan global, serta mengajak negara anggota untuk bersatu menghadapi tantangan ketimpangan global.
Tak hanya itu, Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas juga berbicara di Sidang WIPO (World Intellectual Property Organization) di Jenewa, Swiss. Ia menyoroti pentingnya digitalisasi layanan kekayaan intelektual di Indonesia dan menyatakan komitmen untuk menjadikan pelayanan hak cipta, paten, dan merek dagang lebih transparan dan cepat. Ini merupakan bagian dari reformasi hukum di era digital, di mana negara tidak boleh tertinggal dalam perlindungan hak kekayaan intelektual.
Dalam bidang pembangunan, pemerintah menegaskan kesiapannya membuka Tahun Ajaran Baru 2025/2026 dengan fasilitas pendidikan yang memadai. Kementerian PUPR menyampaikan bahwa renovasi 63 lokasi Sekolah Rakyat tahap pertama sudah mencapai progres 98 persen dan akan selesai sebelum 14 Juli 2025. Sekolah-sekolah ini tersebar di 22 provinsi dan melayani lebih dari 20 ribu siswa. Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif baru yang menyasar daerah tertinggal dan padat penduduk sebagai bagian dari pemerataan akses pendidikan dasar.
Sementara itu, pemerintah juga harus merespons gejolak hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia mulai 1 Agustus 2025. Menanggapi hal ini, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto langsung terbang ke Washington D.C. untuk membuka jalur negosiasi. Pemerintah Indonesia menilai kebijakan tersebut merugikan ekspor nasional dan bertentangan dengan semangat perdagangan bebas. Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno menyebut masih ada waktu negosiasi, dan Indonesia siap menggunakan jalur diplomatik maupun forum multilateral seperti WTO.
Pemerintah juga memperkuat posisinya dalam pembangunan IKN dengan dukungan politik dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Program “Gerbang Baru Nusantara” yang digagas pemerintah pusat mendapatkan restu politik dari Jawa Timur sebagai mitra strategis logistik di kawasan timur. Langkah ini memperkuat konektivitas antarwilayah dan mempercepat pembangunan IKN sebagai pusat pemerintahan baru.
Seluruh langkah tersebut mencerminkan konsistensi pemerintah dalam menjaga stabilitas nasional, memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional, serta mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah tidak hanya bereaksi terhadap isu, tetapi menunjukkan arah pembangunan dan hukum yang terencana dan berkesinambungan.
Dengan kebijakan yang semakin strategis dan responsif, Indonesia tampak sedang membangun fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan global, menjaga integritas nasional, dan mengedepankan reformasi yang konkret di semua lini pemerintahan.
BACA JUGA: 3 Alasan Terjadinya Pelanggaran Hukum di Indonesia